Sebuah layar televisi di Seoul menunjukkan cuplikan uji coba rudal Korea Utara. (Foto: AFP/Jung Yeon-je)
JAKARTA, Jurnas.com - Korea Utara menembakkan dua rudal jarak pendek di lepas pantai timurnya pada Kamis (15/6), kurang dari satu jam setelah Pyongyang memperingatkan akan menanggapi latihan militer pasukan Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS).
Tindakan terbaru oleh Korea Utara terjadi ketika Penasihat Keamanan Nasional Presiden AS, Jake Sullivan, berada di Tokyo untuk bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan, Cho Tae-yong, dan Penasihat Keamanan Nasional Jepang, Takeo Akiba.
Ketiganya membahas program rudal Korea Utara dan menegaskan bahwa mereka akan bekerja sama untuk membuat Pyongyang meninggalkan senjata nuklirnya, menurut untuk pembacaan pertemuan yang dirilis oleh Jepang.
Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan dua rudal balistik mendarat di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE), kemungkinan terbang di lintasan yang tidak teratur.
Kedua rudal itu mendarat di Laut Jepang sekitar 250 km utara-barat laut pulau Hegura, bagian dari prefektur Ishikawa, kata Jepang. Itu adalah kali ke-13 rudal Korea Utara mendarat di ZEE Jepang, kata wakil menteri pertahanan Jepang Kimi Onoda.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengutuk peluncuran tersebut.
"Peluncuran rudal terbaru merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan dan eskalasi provokasi terhadap masyarakat internasional secara keseluruhan. Kami mengajukan protes keras terhadap Korea Utara," katanya kepada wartawan.
Presiden Korsel Upayakan Dialog dan Jalan Penyatuan dengan Pyongyang yang Dianggap Terisolasi
Kyodo News melaporkan secara terpisah bahwa pemerintah akan mengadakan pertemuan Dewan Keamanan Nasional. Sementara itu, perwakilan Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS tidak segera menanggapi permintaan komentar atas peluncuran tersebut
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol menyaksikan beberapa ribu tentara Korea Selatan dan AS mengambil bagian dalam latihan tembakan langsung bersama pada Kamis, dalam unjuk kekuatan terbaru yang menurut sekutu diperlukan untuk menghalangi Korea Utara.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Korea Utara mengatakan latihan tersebut meningkatkan ketegangan militer di wilayah tersebut dan pasukannya akan menanggapi dengan tegas "segala jenis protes atau provokasi oleh musuh".
Pyongyang gagal mencoba meluncurkan satelit mata-mata akhir bulan lalu, dalam peluncuran satelit pertamanya sejak 2016, dengan pendorong roket dan muatannya terjun ke laut.
Program rudal balistik dan senjata nuklir Korea Utara dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB yang telah memberikan sanksi kepada negara tersebut.
Upaya diplomatik untuk mengurangi ketegangan atau membujuk Pyongyang untuk meninggalkan persenjataan nuklirnya terhenti.
Korea Selatan menggugat Korea Utara pada Rabu (14/6) sebesar US$35 juta sebagai kompensasi atas kantor penghubung yang diledakkan Korea Utara pada tahun 2020, dalam kasus yang menyoroti putusnya hubungan antara kedua negara bertetangga itu ketika Korea Utara terus melanjutkan program senjatanya.
Sumber: AFP
KEYWORD :Rudal Jarak Pendek Korea Utara Korea Selatan Amerika Serikat Jepang